KIPI Setelah Divaksin Booster

Pemeriksaan kesehatan sebelum disuntik vaksin


Senin (21/02/2022) Institut Dayakologi di jalan Budi Utomo, Kecamatan Pontianak Utara, menginisiasi vaksinasi booster Covid-19 yang bekerja sama dengan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) XII Pontianak.

 

Vaksinasi ini hanya setengah hari, diikuti aktivis Pemberdayaan Pancur Kasih dan masyarakat sekitar kantor Institut Dayakologi dengan target 100an orang.

 

Wakil Direktur Institut Dayakologi, Richardus Giring mengatakan, berbekal kerja sama sebelumnya, Institut Dayakologi kembali bekerja sama dengan Lantamal XII Pontianak, untuk menyelenggarakan vaksinasi ini. Dia berharap, agar kegiatan ini mampu menekan laju penyebaran Covid-19.

 

"Vaksinasi ini juga untuk masyarakat sekitar Institut Dayakologi yang belum berkesempatan mendapatkan vaksin," ujar Richardus Giring.

 

Satu di antara penerima vaksin adalah saya. Sebelumnya saya sudah dua kali mendapatkan suntikan vaksin yaitu pada Maret dan April 2021 untuk vaksin jenis Sinovac. Karena sudah lebih dari enam bulan, saya pun memasuki kriteria untuk menerima vaksin booster.


Saat menerima suntikan vaksin Astrazeneca

30 menit setelah menerima suntikan vaksin yang saya rasakan hanya pegal-pegal dan agak mengantuk. Saya pun yakin tidak akan mengalami kejadian ikutan pasca imunisasi atau KIPI seperti vaksinasi pertama dan kedua lalu. Namun ternyata perkiraan meleset, meski vaksin yang disuntikkan yaitu jenis Astrazeneca hanya setengah dosis namun efeknya luar biasa. Setelah mandi sore bekas suntikan semakin terasa sakit dan suhu tubuh mulai naik, kemudian sekitar pukul tujuh malam saya mulai merasakan kedinginan yang sangat luar biasa dan langsung saya bawa tidur. Karena tidur pun terganggu saya kemudian meminum obat penurun panas sekitar pukul satu dini hari. Obat itu pun berefek. Saya mulai berkeringat namun belum berani melepas dua selimut yang digunakan karena jika dilepas maka hawa dingin akan kembali terasa. Kondisi ini saya rasakan hingga pagi tiba.

 

Bangun tidur sekitar pukul delapan Selasa pagi, saya merasakan sendi-sendi terutama di lutut pegal yang luar biasa. Selain itu kepala saya juga puyeng, badan terasa lemah, hilang rasa di mulut dan hilang nafsu makan. Kondisi ini saya rasakan hingga pukul 12 siang. Meski kondisinya tak kunjung membaik saya tetap memaksakan diri untuk bekerja pada jam satu siang. Di Kantor rasa pusing dan pegal-pegal di kaki sangat mengganggu pekerjaan. Karena belum makan siang, saya pun membeli nasi sebungkus dan tetap memakannya hingga habis meskipun tidak ada rasa di mulut.

 

Sore hari akhirnya pekerjaan di kantor selesai. Pulang ke rumah sekitar pukul setengah enam sore saya kembali merasakan efek lain dari vaksin yaitu sakit perut yang sangat luar biasa ditambah pusing yang belum mereda. Setelah mandi dan makan malam dengan lauk pentol kuah saya memilih untuk langsung baring sembari mengonsumsi obat penurun panas. Pukul sepuluh malam akhirnya mata bisa dipejamkan. Namun kembali terbangun di pukul setengah tiga pagi dan parahnya tidak bisa tidur lagi sampai Rabu pagi ini. Saat ini yang saya rasakan pegal di persendian sudah pulih dan kepala juga sudah tidak pusing lagi. Yang tersisa hanya masih terasa sakit di bekas suntikan dan indra pengecap yang masih belum berfungsi normal yaitu masih terasa hambar di mulut.

 

Meski merasakan efek yang luar biasa dari vaksin booster, namun saya bersyukur sudah selesai menjalaninya, sehingga agak sedikit merasa lega terlebih seiring merebaknya varian Omicron di Kota Pontianak saat ini.

 

Bagi teman-teman yang memiliki kesempatan untuk mengikuti vaksin booster, jangan ragu untuk mengikutinya. Karena efek vaksin untuk setiap orang berbeda-beda, jika saya merasakan demam belum tentu anda merasakan hal yang sama. Contohnya saya, dari tiga orang dari kantor yang mengikuti vaksinasi hanya saya yang demam, sementara dua teman tidak merasakan hal yang sama, yang mereka rasakan hanya pegal-pegal di bekas suntikan. Kiranya catatan ini bermanfaat. 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama