Pohon Kapuk Besar di Belakang Rumah Pak Rektor


Sebuah pohon kapuk besar, tumbuh di belakang rumah warga jalan Sintang-Pontianak, Dusun Tapang Sambas, Desa Tapang Semadak, Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau. 


Satu di antara anak pemilik tanah yang juga rektor Institut Teknologi Keling Kumang, Bpk. S. Masiun mengatakan, pohon kapuk itu ditanam oleh almarhum ayahnya saat membangun rumah yang juga menjadi tempat kelahirannya, sekitar tahun 1958 silam.

 

Bpk. S. Masiun menceritakan, dahulu buah dari pohon kapuk itu sering diambil warga sekitar, untuk membuat bantal dan kasur. Namun saat ini hal itu tidak dilakukan lagi. Warga sudah beralih menggunakan bantal dan kasur dari busa.

 

Bpk. S. Masiun memastikan, akan terus menjaga pohon kapuk berukuran besar itu. Karena merupakan peninggalan almarhum ayahnya.


Kapuk Randu

 

Dilansir dari laman id.wikipedia.org/wiki/Kapuk_randu kapuk randu atau kapuk (Ceiba pentandra) adalah pohon tropis yang tergolong ordo Malvales dan famili Malvaceae (sebelumnya dikelompokkan ke dalam famili terpisah Bombacaceae). Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan bagian utara, Amerika Tengah dan Karibia. Untuk varitas C. pentandra var. guineensis berasal dari sebelah barat Afrika.

 

Kata "kapuk" atau "kapuk" juga digunakan untuk menyebut serat dari tanaman ini. Pohon ini juga dikenal sebagai kapas Jawa atau kapuk Jawa, atau pohon kapas-sutra. Ceiba, genis tanaman ini juga merupakan simbol suci dalam mitologi bangsa Maya.


Baca juga: Didatangi Lewat Mimpi, Rumah Peninggalan Ortu Dibangun Kembali

 

Sebaran

 

Pohon ini banyak ditemukan di Amerika Selatan dan Asia, tepatnya di Malaysia, Filipina, dan Indonesia, tepatnya di pulau Jawa. Di Bogor terdapat jalan yang di sepanjang tepinya dinaungi pohon kapuk. Pada saat buahnya merekah suasana di jalanan menyerupai hujan salju karena serat kapuk yang berserakan di bawah pohon.

 

Pohon ini bisa tumbuh hingga setinggi 60–70 meter. Batang pohon dapat mencapai diameter 3 meter. Akar pohon kapuk menyebar secara hozontal di permukaan tanah. Batang dapat menjulang dengan atau tanpa cabang. Sering juga ditemui duri-duri di batang pohon kapuk. Tanaman ini akan tumbuh dengan baik pada ketinggian <500 meter dan temperatur malam hari kurang dari 17 derajat Celcius. Tanaman ini menyukai curah hujan yang tinggi, sekitar 1500–2500 mm/tahun.

 

Tanaman kapuk mudah rusak oleh angin yang kuat.

 

Manfaat

 

Buah kapuk yang sudah kering merupakan sumber serat, digunakan untuk bahan dasar matras, bantal, hiasan dinding, pakaian pelindung, dan penahan panas serta peredam suara. Kulit kering buah kapuk dapat digunakan sebagai bahan bakar. Bijinya yang mengandung minyak yang digunakan sebagai pelumas dan minyak lampu, oleh sebab itu dapat dipakai sebagai bahan baku energi.

 

Bagian tanaman kapuk yang dapat dikonsumsi adalah daun,bunga, dan buah yang masih muda, seperti di Filipina, bunga dan buah muda dimakan di Thailand, dan polong yang sangat muda dapat dimakan di Jawa.

 

Bagian-bagian lain dari tanaman kapuk selain daripada selubung buahnya diketahui digunakan untuk kesehatan manusia. Daun kapuk umum digunakan untuk mengobati gejala-gejala gangguan saluran pencernaan seperti diare, gangguan pada kulit, hingga sebagai obat penenang dan pereda rasa sakit. Pucuk dahan kapuk dapat digerus dan diambil ekstraknya untuk mengobati asma. Semua potensi manfaat kesehatan yang ada pada kapuk umumnya digunakan sebagai pengobatan alternatif sehingga belum ada standardisasi secara internasional mengenai aplikasi tanaman kapuk di bidang biomedis secara resmi.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama