Dodol Pisang Mengantarku Lulus Kuliah

Tahun 2003 saya masuk ke satu di antara perguruan tinggi swasta di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Perguruan tinggi itu baru berdiri, sehingga jumlah mahasiswanya tidak terlalu banyak. Saat itu saya mengambil jurusan teknologi pangan dan gizi. Karena D3, menjelang akhir perkuliahan, saya harus membuat tugas akhir berupa makalah. Oleh dosen saya diminta mencari judul yang berhubungan dengan makanan, yang nantinya akan diuji kandungan gizinya. 

Saat pulang dari kampus, saya melihat penjual pisang dipinggir jalan. Dan kemudian muncul ide, bagaimana mengolah pisang itu menjadi panganan atau produk yang enak dan bisa tahan lama. Saya pun memutuskan mengolah pisang itu menjadi dodol.

Untuk membuat dodol pisang saya menggunakan pisang barangan, karena tekstur dan rasanya lebih enak dibandingkan pisang lainnya dan bisa menjadi obat herbal mengatasi asam lambung, meski harganya cukup mahal saat itu sekitar Rp10.000 per sisir.

Setelah kulit dikupas, pisang yang saat dibeli kematangannya sudah cukup, langsung dihancurkan dengan cara diblender. Kemudian masukkan campuran gula merah, tepung ketan, tepung terigu, santan kental, vanili bubuk, margarine, dan perwarna makanan sesuai takaran dan diaduk sampai merata. 

Adonan itu kemudian saya masak menggunakan wajan di atas kompor minyak tanah dengan api kecil sampai kering dan berwarna mengkilap. Setelah itu, dodol yang sudah jadi diangkat dan didinginkan, kemudian saya bungkus dengan kertas minyak. Tiga kali saya membuat percobaan hingga sukses. Sempat diintip oleh Pastor saat memasak karena saat itu tinggal dan menggunakan peralatan masak dari Gereja. Beruntung beliau hanya tersenyum.

Sempat tidak pede dengan produk yang dihasilkan, ternyata saat uji audiens dengan melibatkan teman sekelas, dodol yang saya buat sekitar 50 bungkus, habis, katanya si enak dan manisnya pas. Kemudian saat bertemu dengan dosen penguji untuk mempresentasikan makalah, semuanya berjalan lancar dan dapat diterima, hingga akhirnya pada tahun 2006 saya diwisuda dan mendapat gelar ahli madya, atau teman-teman memanggil saya sarjana dodol.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama